logo
Direktori
PENGARUH PUPUK ORGANIK FESES SAPI, FESES KAMBING, DAN FESES AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L)
ABSTRAK

Pelaksanaan penelitian yang berjudul . “Pengaruh Pupuk Organik Kotoran Sapi,Kotoran Kambing, Kotoran Ayam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensL) di Desa Mukekuku Kecamatan Rote Timur Kabupaten Rote Ndao” ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk organik kotoran sapi, kambing, dan ayam terhadap pertumbuhan batang, daun, dan cabang tanaman cabai rawit.
Penelitian ini berlangsung selama 30 hari dimulai dari 21 Desember 2015 – 20 Januari 2016. Penelitian ini pertujuan untuk menengetahui pengaruh penambahan pupuk organik (feses sapi, feses kambing dan feses ayam) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkaran batang. Penelitian ini mengunakan cabai rawit 48 benih. Rancangan Acak Lengkap yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuannya terdiri dari : R0 : tanpa pupuk, R1 = isi polybag + 20% pupuk feses sapi, R2 = isi polybag + pupuk feses kambing, R3 = isi polybag + pupuk feses ayam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan pupuk organik (feses sapi, feses kambing dan feses ayam) berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkar batang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pupuk organik feses sapi, feses kambing, dan feses ayam tidak memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L) tetapi pertumbuhan pada tinggi tanaman, jumlah daun dan lingkaran batang cabai rawit sangat baik.

Kata Kunci: Pupuk organik; pertumbuhan batang, daun, dan cabang tanaman cabai rawit (capsicum frutescensL)
Analisa Kuat Tekan Beton Menggunakan Pasir Laut Pantai Dombo Desa Kuli Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote Ndao
ABSTRAK

Kebutuhan akan perumahan yang murah banyak diminati oleh masyarakat terkhususnya bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah, oleh karena itu perlu adanya suatu alternatif yang tepat agar tercipta suatu perumahan murah, berkualitas dan mudah didapat oleh masyarakat daerah tepi pantai dan kepulauan kecil lainnya seperti Kabupaten Rote Ndao. Penduduk yang bertempat tinggal didaerah pantai dan kepulauan kecil seperti Kabupaten Rote Ndao sangat sulit memperoleh pasir sungai sebagai bahan penyusun beton. Untuk itu dalam penelitian ini dicoba mencari alternatif lain yang lebih mudah ditemui yaitu penggunaan pasir laut (Pasir Laut Pantai Dombo) sebagai pengganti pasir sungai (agregat halus) dalam pembuatan beton, dengan maksud mengurangi kendala yang meliputi waktu dan biaya pengangkutan. Atas dasar hal tersebut diatas, maka tujuan dari penilitian ini adalah mengetahui persentase kadar garam (NaCl) yang terkandung dalam pasir laut, sifat fisik dan mekanis dari beton, dan kekuatan beton pada umur 28 hari. Berdasarkan dari hasil pengujian dan analisa data didapat persentase kadar garam (NaCl) yang terkandung dalam pasir Laut Pantai Dombo adalah 0,9828% dan setelah mengalami pencucian sebanyak lima kali didapat persentase kadar garam (NaCl) sebesar 0,0819%. Menurut Basic Construction Material (Hirubin, 1931 dalam Sing, 1994) dapat mengijinkan penggunaan pasir laut dalam konstruksi beton dengan batasan kandungan kadar garam sebesar 0,2% dari berat agregat sedangkan Greater London Council (dalam Murdock and Brook, 1979) mengijinkan penggunaan pasir laut dalam konstruksi beton dengan maksimum kandungan kadar garam sebesar 0,1% untuk agregat halus dan 0,3% untuk agregat kasar dari berat semen, bila tidak maka pasir laut harus di cuci terlebih dahulu berulang-ulang hingga bersih untuk penggunaannya. Bahan pencampur beton terdiri dari agregat halus (pasir laut) Pantai Dombo 35%, Agregat Kasar 1½” sebesar 54% dan Agregat Kasar ¾” sebesar 11%. Hasil pengujian Kuat Tekan Beton rata-rata pada umur 28 hari adalah 176,44 Kg/cm2. Dari hasil pengujjian kuat tekan beton tersebut menurut SNI 03-2834-2000 dapat digunakan untuk beton non tulangan seperti pasangan batu, plesteran dan rabat beton.

Kata Kunci :Kadar garam (NaCl) pasir laut Pantai Dombo, Kekuatan Beton
PENGARUH TINGKAT PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN SORGUM (SORGHUM BICOLOR L.) VARIETAS LOKAL ROTE DIKELURAHAN MOKDALE KECAMATAN LOBALAIN KABUPATEN ROTE NDAO
ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Lontar Rote, yang berlangsung selama dua bulan yakni sejak September sampai November 2016. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pemberian air terhadap tumbuhan vegetatif tanaman sorgum.

Penelitian ini menggunakan rancangan dasar rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 5 (lima perlakuan yang akan diuji cobakan, berupa : A1 : Pemberiaan air 40 %, A2 : Pemberian air 60 %, A3 : Pemberian air 80 %, A4 : Pemberian air 100 % dan A5 : Pemberian air 120 %. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), lebar daun (cm2). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlakuan pada taraf pemberian air 100 % / tanaman mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman sorgum secara maksimal, dengan capaian tinggi tanaman 90,57 cm, jumlah daun 14,33 helai dan lebar daun 7,65 cm.

Kata Kunci : Air,Tanaman Sorgum
ANALISIS FAKTOR PENYEBABKAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI DESA SANGGAOEN KECAMATAN LOBALAIN, KABUPATEN ROTE NDAO
ABSTRAK

Osteoporosis berati tulang keropos,apapun penyebabnya dan terjadi pada kebanyakan lansia. Pengurangan massa tulang akibat penuaan memang gejala biasa ,namun menjadi penyakit bila massa tulang mencapai tingkat yang membuatnya mudah patah.Dengan bertambahnya usia dan penyakit tertentuh tulang jadi lebih tipis dan rapuh sehingga lebih mudah patah.Patahnya tulang karena kerapuhan merupakan pertanda osteoporosis. Resiko mengalami patah tulang akibat osteopororsis meningkat tajam sejalan dengan usia.

Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor penyebab terjadi osteoporosis pada lansia di desa sanggaoen, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner dan wawancara secara langsung dengan responden yaitu masyarakat lanjut usia yang menderita osteoporosis di desa sanggaoen sebanyak 46 responden yang tersebar di 8 dusun yang terdiri dari 20 responden laki – laki dan 26 responden perempuan, Rata – rata penderita osteoporosis berumur 60-90 tahun dan di dominasi oleh perempuan.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di desa sangaoen menunjukan bahwa faktor – faktor penyebabkan osteoporosis pada lansia di desa sanggaoen adalah faktor Umur ± 70 tahun sebanyak 25 responden (54,34%), faktor kebiasaan konsumsi alkohol sebanyak 16 responden (34,78%), faktor kebiasaan konsumsi rokok sebanyak 20 responden (43,27%), faktor kurangnya aktivitas fisik atau olahraga yang dilakukan oleh lansia sebanyak 23 responden ( 50%) dan faktor menopause sebanyak 26 responden (56,52%).

Kata Kunci : Osteoporosis, Faktor Penyebab, Lansia
Switch to Desktop Version
Copyright © 2017 - Universitas Nusa Lontar Rote All Rights Reserved
Jasa Pembuatan Website by IKT